WAKTU

Oleh Aditya Hamzah




Dengan semangat dan doa Arifin berangkat mencoba peruntungan ke Ibukota berbekal SIM A-C, karena tidak mau terpisah Arifin membawa serta sang Istri. Berusaha mencari pekerjaan sesuai kemampuan di Jakarta cukup melelahkan. Sudah 3 bulan belum ada pekerjaan yang didapat Arifin. Tidak enak karena terus menumpang di rumah sepupu, Arifin dan Istri sepakat mencari kontrakan kecil dengan modal mas kawin sebagai uang sewa serta biaya bulanan untuk 1-2 bulan kedepan. 

Situasi mereka belum banyak berubah setelah pindah, Arifin belum mendapat pekerjaan apapun. Arifin pun harus rela mengizinkan Istri untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dari sini kondisi mereka mulai membaik, istri Arifin diterima dengan baik oleh majikannya. Dan satu bulan berselang, Arifin ditawari pekerjaan untuk menjadi supir di perusahaan ekspedisi milik majikan istrinya. Dengan kinerja yang tidak pernah mengecewakan dan hubungan yang baik dengan teman-teman diperusahaan, Arifin diangkat menjadi kordinator lapangan yang membawahi armada ekspedisi di tempatnya bekerja.


Namun semakin besar pohon, semakin kuat angin yang menerpa, malang tak dapat ditolak ketika perusahaan Arifin bekerja bekerja harus gulung tikar karena menjadi korban penipuan. Seluruh pegawai mulai dipulangkan satu persatu tidak terkecuali Arifin. Istrinya pun terkena imbasnya, dia harus berhenti menjadi pembantu rumah tangga karena keluarga majikan sudah tidak mempunyai dana untuk membayar gajinya.


Berbekal tabungan dan kemampuan masak istri yang mumpuni, Arifin membuka warung makanan kecil sebagai usaha mereka berdua. Alhamdulillah tidak butuh waktu lama, usaha warung makan mereka sukses dan semakin berkembang menjadi usaha Restoran. Salah satu pekerja mereka adalah mantan majikannya yang sekarang bekerja sebagai pencuci piring di Rumah makan Arifin dan istrinya.


“Waktu yang terus berputar sepanjang zaman, akan terus memutar siklus hidup setiap orang. Itu sebabnya janganlah merendahkan seseorang, karena waktu bisa membalik situasi sedemikian rupa. Janganlah berputus asa saat kita dibawah, namun jangan pula bermegah megah waktu kita diatas. Sesungguhnya kita lahir ke dunia tanpa membawa apa-apa dan akan kembali kelak tanpa membawa apa-apa kecuali amal baik semata.”