Singapura - Hasil kedisplinan dari balik lensa

"Tulisan dan sedikit jepretan ini bukan untuk mencaci. Tulisan dan jepretan ini kupersembahkan untuk bercerminnya negeri ini di usianya yang hampir 64 Tahun" - Christopher Reginald


Kalau aku boleh bertanya tanpa mengurangi sedikit rasa hormatku pada negara dan bangsa Singapura, "apa lebihnya Singapura dibanding Indonesia?" Mereka tidak punya sumur sumber daya alam, mereka tidak punya sesuatu untuk dihasilkan dari bumi pertiwinya untuk dijual. Tanah lahan mereka terbatas (dibanding Indonesia) sehingga mereka harus berdesak-desakan di Tanah Air yang tak sebesar Jabodetabek. Tapi kenapa mereka lebih maju, lebih baik,dan lebih sejahtera dibanding Indonesia?


Mount Faber - menyulap segalanya menjadi berharga
golden Faber
Foto senja ini saya ambil dikawasan Mount Faber. Untuk dibilang sebagai Mount, kawasan ini saya rasa tidak lebih tinggi dari kawasan Bogor atau Puncak di Jawa Barat. Tanpa mengurangi rasa kagum saya pada bangsa tetangga kita itu, mount faber adalah bukit yang dilingkari jalan sebelah menghadap ke laut (dimana dipinggirnya cuma berisi pelabuhan-pelabuhan padat berseberangan dengan Sentosa Island) dan sisi lainnua menghadap ke arah kota..secara pemandangan jujur saya lebih mengaggumi pemandangan dari gunung ciremai yang menghamparkan kota cirebon dan laut jawa dihadapan.

Namun, kalau kita berkunjung kesana. ada kemasan yang manis yang ditampilkan komunitas disana sehingga kawasan yang 'biasa' ini menjadi punya value yang lebih,bahkan terkesan mahal. dari mount faber ini, kita juga bisa menggunakan cable car (bahasa TMIInya kereta gantung) menuju ke Marina Bay atau terus lagi ke Sentosa Island. itu saja..tidak lebih...

petanyaansaya..masa Indonesia tidak punya kreatifitas yang lebih menarik dari ini? padahal yakin seribu yakin...Untuk landscape yang ada di Indonesia jauh lebih ciamik dari sekedar mount faber. NamunMount faber menyajikan sesuatu yang apik yang harus bangsa ini pelajari, untuk mengemas segalanya menjadi lebih berharga.


Komposisi bernama Harmoni

Sepanjang kesempatan saya berkeliling di Singapura ada sedikit banyak hal yang menggelitik saya. sederhananya kalau dirangkum dari satu kata adalah HARMONI. Di Singapura,banyak sekali kombinasi apik dari bangunan-bangunan tua dan si jangkung yang megah seperti dikawasan dekat city hall yang terekam oleh lensa saya malam itu.
Harmony

Atau ketika di Arab street bagunan dibiarkan saja begitu...namun isinya dipugar dengan lebih baik. Tanpa harus gusur menggusur yang mencederai kebahagiaan sebagian pihak.walau saya dengar Singapura tetap melakukan relokasi tapi buktinya tidak ada yang keberatan..Kita memang punya kawasan kota tua..tapi urusan tertib..kita harus mengakui keungulan mereka
White Stream
Pertanyaannya..katanya Indonesia adalah bangsa yang bermusyawarah untuk mufakat..masa tidak bisa membangun hal ini padahal sudah berusia 64 Tahun? Kalau alasannya karena luas Indonesia yang jauh lebih dari singapura dan jumlah masyarakatnya keliwat banyak. Gimana Dengan Jakarta??? kok gak bisa se'harmoni' Singapura sebagai prototype Indonesia???

Bercermin 2 hal : Disiplin + Toleransi

Sedikit oleh-oleh lain dari negeri seberang adalah soal Disiplin&toleransi. Di usia negeri kita yang hampir 64 Tahun ini. Harusnya kita becermin dari singapura..Mereka yang sebegitu sempit masih menyisakan lahan terbuka hijau yang besar dikawasan strategis...Kita??? akibatnya?? banjir?? apa lagi???
Open Sky

Disana..setiap ada pengerjaan jalan, rambu dipasang dengan benar...di kita??? saya pernah melihat seorang tercebur ke gorong-gorong karena tidak ada rambu peringatan...sebenarnya kita bisa kan untuk disiplin macam itu??? Kalau tidak bisa ya paling tidak kita punya malu lah..
Works ahead

Hal lain yang mengaggumkan buat saya adalah ketika saya bertemu seorang pemuda muslim usai sholat jumat, dan dengan begitu bangganya dia menceritakan perjalanan agama Islam di singapura, dan bagaimana Singapura dengan aturan dan keberagamaan mampu membaur dengan sesedikit mungkin gesekan (diapun tidak bilang tidak ada, namun dia bilang selalu bisa teratasi).. Kita??? katanya bangsa yang ramah??? mari buktikan !!
Sultan Mosque


Yang tersisa :kekaguman dan harapan

yang tersisa hanya beberapa photo. Dan segenggam harapan bahwa kita semua bangsa Indonesia bisa mengambil hikmah baik dari negara tetangga itu. dari kedisplinan Hingga Keanggunannya.

Dari Sirkuit Jalanan...
Taste the Race spirit

Hingga malam yang tak kunjung padam...
waiting For tonight

Salam dan Dirgahayu Indonesia ke-64


No comments:

Post a Comment

Siapapun jiwa yang berucap, baiknya aku mengenalmu, dan kamu akan lebih pahami aku adanya