Saya baru saja menabrak sebuah truk dibilangan tol dalam kota hari ini (sekitar pukul setengah 5 sore kurang lebih). Fotonya sebenarnya saya ingin lampirkan lebih sebagai bukti betapa hancurnya mobil saya..tapi.internet rupanya kurang berkenan (mungkin besok saya tambah lagi)...
Sekarang juga sudah menunjukan pukul 1.22 pagi..tapi ntah kenapa saya tidak bisa tidur tanpa menulis ini...
Bukan...saya bukan mau curhat atau mau minta dikasihani...saya malahan ingin berbagi....
Saya sejak kecil dididik oleh ayah saya untuk selalu bertanggung jawab. Dan hari ini saya melihat satu bagian dari tanggung jawab itu. Bukan soal atau semata perbaikan dari mobil saya..bukan....namun soal bagaimana saya menjalani hidup semestinya...
Mungkin teman-teman yang tadi dengan baik hati menjemput, dan makan malam bersama saya (terima kasih untuk support dan segalanya,kalian adalah bagian dari anugerah hidup saya) melihat saya terdiam dan terlihat syok...namun sebenarnya yang saya pikirkan adalah "seharusnya hal itu tidak terjadi..JIKA?????". Tentunya bukan bermaksud tidak bersyukur sama sekali. Badan masih utuh dan mampu memperbaiki besok-besok mobil itu adalah berkat hari ini. Namun saya melihat sepijak kecil 'kecelakaan' ini, dan semua bermulai dengan kata JIKA.
JIKA saya lebih hati-hati dari konsentrasi, hal itu mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi.
JIKA saya terbiasa mengendarai dengan lebih santai (tidak terlalu cepat dan jaga jarak) mungkin itu lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi...
namun..semua bisa dipatahkan dengan teori-teori macam 'buang sial' atau musibah...
Tapi 'kecelakaan' ini ntah mengapa saya merasa HARUS ada manfaatnya buat saya. Dan saya merasa bersyukur bukan hanya karena selamat dari kecelakaan itu, namun karena saya menemukan manfaatnya. Coba lihat (tanpa harus dengan penyesalan dengan awalan JIKA diatas) cara anda dan saya menyetir.Sering timbul keinginan untuk ini dan itu..padahal tujuan kita nyetir..pindah dari satu tempat ke tempat yang lain lebih nyaman dari jalan kaki atau naik delman...
tapi kenapa tujuan itu berubah menjadi banyak maksud? kecepatan adalah maksud paling sering dijadikan alasan. pengemudi lain tidak ada aturan juga jadi alasan..tapi lihat...tujuan awal kita untuk berpindah tempat jadi terganggu bukan??? apa ini tujuan kita berkendara kalau demikian???
paling tidak ini manfaat yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua. terutama teman-teman yang dengan baik dan sabar hati menjemput saya tadi dan bersama-sama makan malam bersama saya (karena kalian teman berkendara saya biasanya bukan?). Kita butuh kenyamanan berpindah tempat dari A ke B dan itulah esensi berkendara seperti kehidupan. Namun kita berkewajiban menjaga kehidupan kita dalam menjalaninya bukan??? sehingga kecelakaan baik itu salah orang lain atau bukan (tidak usah cari salah orang...salah kita apa???) mempunyai sebuah hikmah besar....bahwa dari kecelakaan (paling tidak ) saya menemukan bahwa rahasia sebenarnya adalah kesadaran. Kesadaran untuk menemukan ada (secuilpun) kesalahan dalam pola hidup kita mencapai tujuan..dalam hal ini berkendara....Bukan mencari pembenaran tapi membenarkan kesalahan..begitu bukan???
Sekarang juga sudah menunjukan pukul 1.22 pagi..tapi ntah kenapa saya tidak bisa tidur tanpa menulis ini...
Bukan...saya bukan mau curhat atau mau minta dikasihani...saya malahan ingin berbagi....
Saya sejak kecil dididik oleh ayah saya untuk selalu bertanggung jawab. Dan hari ini saya melihat satu bagian dari tanggung jawab itu. Bukan soal atau semata perbaikan dari mobil saya..bukan....namun soal bagaimana saya menjalani hidup semestinya...
Mungkin teman-teman yang tadi dengan baik hati menjemput, dan makan malam bersama saya (terima kasih untuk support dan segalanya,kalian adalah bagian dari anugerah hidup saya) melihat saya terdiam dan terlihat syok...namun sebenarnya yang saya pikirkan adalah "seharusnya hal itu tidak terjadi..JIKA?????". Tentunya bukan bermaksud tidak bersyukur sama sekali. Badan masih utuh dan mampu memperbaiki besok-besok mobil itu adalah berkat hari ini. Namun saya melihat sepijak kecil 'kecelakaan' ini, dan semua bermulai dengan kata JIKA.
JIKA saya lebih hati-hati dari konsentrasi, hal itu mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi.
JIKA saya terbiasa mengendarai dengan lebih santai (tidak terlalu cepat dan jaga jarak) mungkin itu lebih kecil kemungkinannya untuk terjadi...
namun..semua bisa dipatahkan dengan teori-teori macam 'buang sial' atau musibah...
Tapi 'kecelakaan' ini ntah mengapa saya merasa HARUS ada manfaatnya buat saya. Dan saya merasa bersyukur bukan hanya karena selamat dari kecelakaan itu, namun karena saya menemukan manfaatnya. Coba lihat (tanpa harus dengan penyesalan dengan awalan JIKA diatas) cara anda dan saya menyetir.Sering timbul keinginan untuk ini dan itu..padahal tujuan kita nyetir..pindah dari satu tempat ke tempat yang lain lebih nyaman dari jalan kaki atau naik delman...
tapi kenapa tujuan itu berubah menjadi banyak maksud? kecepatan adalah maksud paling sering dijadikan alasan. pengemudi lain tidak ada aturan juga jadi alasan..tapi lihat...tujuan awal kita untuk berpindah tempat jadi terganggu bukan??? apa ini tujuan kita berkendara kalau demikian???
paling tidak ini manfaat yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua. terutama teman-teman yang dengan baik dan sabar hati menjemput saya tadi dan bersama-sama makan malam bersama saya (karena kalian teman berkendara saya biasanya bukan?). Kita butuh kenyamanan berpindah tempat dari A ke B dan itulah esensi berkendara seperti kehidupan. Namun kita berkewajiban menjaga kehidupan kita dalam menjalaninya bukan??? sehingga kecelakaan baik itu salah orang lain atau bukan (tidak usah cari salah orang...salah kita apa???) mempunyai sebuah hikmah besar....bahwa dari kecelakaan (paling tidak ) saya menemukan bahwa rahasia sebenarnya adalah kesadaran. Kesadaran untuk menemukan ada (secuilpun) kesalahan dalam pola hidup kita mencapai tujuan..dalam hal ini berkendara....Bukan mencari pembenaran tapi membenarkan kesalahan..begitu bukan???
"Musibah atau celaka tetap musibah atau celaka..namun bisa jadi berkat kalau kita menjadi lebih baik setelah melewatinya..." -Christopher Reginald