Terapi Syukur : Sangkal

"akuilah kalau engkau ingin memaksa Tuhan !" - Christopher Reginald


Mungkin kamu, sama seperti saya, dan sama seperti semua orang pernah berpikir....

"Kenapa aku tak dapat mencapai langit-langit mimpiku? Kenapa? apa yang salah? usahaku sudah sampai keubun-ubun! tapi kenapa? Orang yang lebih santai, orang yang lebih cuek dengan mudahnya memperolehnya. Tapi kenapa aku yang sungguh-sungguh menginginkannya tidak secuilpun mengecapnya"

Atau....

"Kenapa aku ada di posisi ini? di keadaan ini? aku tidak pernah berpikir untuk ada di sini, menjalankan ini, karena ini sama sekali bukan cita-citaku. Ini sama sekali bukan 'aku'. Tuhan...aku tahu engkau adil...maka angkatlah aku dari keadaan ini...dari hal yang bukan 'aku' ini. Ku yakin kau tahu yang terbaik untuk jiwa ini"

Begitukah??? pernahkah??? seringkah??? atau kamu sedang seperti apa yang aku pikirkan?
Kenapa ya kita ada di posisi itu? rasa itu??? setelah lama berjalan, pikiran ini tercekat...tersedak....dalam.......


Membuat kita semakin tangguh
Ketika ada dalam hal yang 'tidak enak' atau 'tidak sesuai' jujur kepalaku langsung berpikir bahwa ada yang salah dalam ini semua. Apakah ini karena aku 'kurang' ini atau itu? atau apakah karena aku sedang tidak mujur?

Oh tidak..betapa aku sudah buang-buang waktuku berpikir begitu yah? coba bayangkan kalau ini adalah sebuah perlombaan panjat pinang. Badanku yang pendek dan berbobot besar alias tambun yang kusesali. Apa aku bakal jadi juaranya?? hmhhh...kurasa tak akan bukan? lalu???

Aku mengerti kenapa aku pendek dan tambun....aku bisa memanfaatkannya untuk menyelip dan mengganggu lawan-lawanku dengan bodyku bukan???? kenapa aku tidak seharusnya tangguh seperti itu dari awal????


diberikan secukupnya & selayaknya
Dalam hal lain, aku sempat berpikir. Kenapa aku tidak bisa se sukses dia? aku tidak bisa lebih kaya daripada dia? padahal aku lebih ini dan itu....kenapa???

kalau aku pikir-pikir...aku ini seperti pembantu atau budak yang tak tahu diri juga ya?

Anggaplah aku buruh tani...aku diberi tanggung jawab tanah sepetak. panenku sukses...tapi malah temanku yang diberi tambahan garapan sepetak lagi padahal hasil tanamnya tak sesukses punyaku. Kenapa? apakah ada KKN? aku tahu temanku punya tanggungan anak banyak sedangkan aku tidak...kenapa????

Apakah ini keadilan? jelas tidak bagiku...Tidak....

tapi sampai tuanku itu berkata padaku..aku baru mengerti....

"mungkin kamu bertanya kenapa aku memberi tambahan sepetak pada temanmu yang tak berprestasi? aku hanya bisa menjawab, kalau aku tak memberinya kesempatan untuk garapan lebih besar, bagaimana anak istrinya bisa makan? dan kamu tetap adalah kesayanganku.karena kamu sebenarnya bisa mengoptimalkan apa yang kuberi...makan secukupnya..dengan hasil yang luar biasa..."


tak sanggup meng-amin-i...tanya kenapa?
Aku tahu kamu atau bahkan diriku tetap saja tak menerima keadaan ini...seakan semua sudah tidak sesuai rencana. yah tidak sesuai apa yang kita inginkan...padahal katanya Tuhan memberikan yang baik buat kita...Apakah usaha yang luar biasa...tak sanggup membuat Tuhan menyertai kita yang taqwa ini???

Lalu kata seorang pembesar agama padaku....

"Tunggu-tunggu...sebenarnya kamu ini berserah padaNya, atau memintaNya menyerahkan apa yang kamu minta?? Dia sudah memberikan napas bagimu, kamu meminta kecukupan. Dia memberikan kamu makan, kamu meminta ketambunan.. Apa maksudmu??? Apa kamu sudah mulai 'memaksa' Tuhan??? Janganlah anakku....karena Dia lebih tahu apa yang harus kamu usahakan, daripada yang harusnya kamu inginkan...begitu bukan?"

yah...Yah....aku mengerti sekarang...aku tak mengamini semua ini karena aku tak berkespektasi ini datang menghampiri...tapi tak seharusnya aku men deny semua ini yah? harusnya aku buktikan bahwa dimanapun, dengan rasa apapun..Aku tetap menjadi pemanen yang baik...pencocok tanam yang berhasil membanggakan Tuan Hidupku... 'bukan kuat dan hebatku' kata sahabat...

"Yang terindah belum tentu yang terbaik, tapi yang terbaik pasti yang terindah, asal kita mengerti kebaikan adalah keindahan itu sendiri" - annonymous

No comments:

Post a Comment

Siapapun jiwa yang berucap, baiknya aku mengenalmu, dan kamu akan lebih pahami aku adanya