Waiting for God freebies


November, 15 2009

Hari ini mungkin bukan hari terberatku, tapi hari ini adalah hari perenungan terlamaku akan hari kemarin dan sebelum-belumnya. Hari ini juga bukan hariku yang bisa membuatku bahagia –bahagia sampai ingin segera mati karena aku terlalu kenyang dengan rasa bahagia itu. Hari ini biasa-biasa saja sebenarnya, tapi hatiku yang bergejolak dengan kumpulan masalah yang sudah kusimpan sendiri selama ini, membuat hari ini menjadi luar biasa. Hari dimana aku merasa Tuhan tidak berjarak dengan diriku. Karena mungkin aku belum tahu wujud syukur yang sempurna yang seharusnya kulakukan ataupun orang lain lakukan. Ya, Tuhan tidak pernah berjarak dengan kita, tapi kita yang justru lupa sudah membuat celah dengan Dia.

Mungkin banyak yang sangat ingin kita minta, tapi ada lebih banyak hal yang patut kita syukuri. Hari ini kuingat satu per satu hari itu, betapa banyaknya kegratisan yang sudah dia berikan.


Waktu aku TK aku pernah tenggelam. Ketika itu aku mengikuti ekstrakurikuler berenang. Aku tidak tahu kalau kolam renang dengan warna biru memikat itu cukup dalam. Aku melihat banyak orang terjun dengan senang di dalamnya. Lalu, aku pun memisahkan diri dengan kawan-kawanku dan terjun ke kolam dalam. Dengan penuh senyum, akupun terjun ke kolam itu. Byuuurrr... Arggghhh,, kakiku tidak bisa menginjak bagian dasar kolam dan kepalaku pun tidak bisa menyembul ke atas air. Tidak Tuhan tolooooonnnggg aku!!! Itu kalimatku. Kalimat orang yang terdesak di ambang kematian. Kalimat ketakutan yang membuatmu ingat Tuhan. Lalu tiba-tiba, aku merasa badan mungilku terangkat. Seseorang memegang erat tanganku, lalu menenangkanku. Dia Ibu Guruku. Penolong yang sudah dikirimkan oleh Tuhan dengan gratisgratis. Aku bisa saja mati saat itu, tapi Tuhan memberiku hadiah umur dan keberuntungan supaya aku tetap hidup. untukku. Lewat tangannyalah, aku masih bisa merasakan pahit manisnya 18 tahun kehidupan berikutnya. Saat ini aku hidup dan aku bisa berenang. Tuhan sudah mengirimkan seorang sahabat untuk mengajariku berenang dengan


Waktu aku kelas 5 SD, aku tertabrak motor. Aku pulang sekolah dan saat itu aku tidak menaiki jemputan yang biasa mengantarkanku pulang ke rumah. Aku iseng naik angkutan umum. Ketika akan menyebrang, tiba-tiba motor dengan kecepatan tinggi menabrakku. Aku terlempar dan jatuh terjerembab. Aku masih sadar tapi tidak tahu apa yang sedang terjadi. Satu yang kuingat: Tuhan, aku belum mau mati. Aku terkapar dan banyak orang mengerumuniku, termasuk si penabrak itu. Mereka menolongku, entah berapa orang. Penolong yang dikirim Tuhan dengan gratis. Aku merasa pusing, tapi tidak ada satu darahpun menetes dari tubuhku, padahal tabrakan itu cukup keras. Aku pulang ke rumah dan hanya menemukan biru di pantatku yang malah membuatku tertawa. Dan Nenekku pun tertawa sambil berkata, “Oalah, nyawamu ini ada berapa to,, nduk? Ditabrak malah ketawa bukannya nangis...”


Waktu aku di akhir masa SMA, Tuhan mengambil mamaku. Hari itu seperti kiamat bagiku. Orang yang biasa kujadikan sandaran sudah pergi kembali kepada-Nya. Aku marah tapi apa hakku. Semua di atas bumi ini milik-Nya. Saat itu, waktu seperti tidak berpihak padaku. Masa remajaku habis untuk bersedih dan belajar menjadi tegar. Setahun sebelum kepergian Mama, Mama sudah meninggalkanku berobat di tempat lain. Aku seperti mendapat tanda saat itu untuk belajar mandiri tanpa kehadiran dirinya. Aku sempat berpikir lebih baik dulu aku mati sati saja. Lebih baik dulu, Kau tidak perlu kirimkan padaku penolong yang menyelamatkan nyawaku dari kematian. Tapi keterpurukkan membuatku sadar dan lalu bangkit. Aku masih punya nenek yang sayang padaku. Teman-teman dan sahabatku juga selalu ada di sampingku. Om, tante, pakde, dan bude juga tidak berhenti mendukungku. Dan Tuhan juga tidak meninggalkanku. Tuhan sudah mengirim mereka padaku dengan gratis, lalu apalagi yang harus kutakuti, selain takut pada-Nya. Aku mencoba untuk bangkit walaupun tertatih-tatih. Lalu apa yang kudapat? Novel pertamaku diterbitkan dan aku berhasil masuk UI. Dan juga yang tidak kalah penting lagi, aku sehat karena aku berhasil menurunkan berat badanku sebanyak 14 kg.


Di masa kuliah, ayahku menikah lagi dan adikku memilih kuliah di Yogya. Sedihkah aku? Tidak. sama sekali tidak. Aku justru bersyukur ada seseorang yang akan merawatnya dengan baik. Aku juga tidak menghalangi keputusan adikku untuk pergi ke Yogya. Tapi aku memilih untuk tinggal bersama om-tanteku. Kadang aku merasa seperti tidak punya keluarga, tapi lagi-lagi aku paham akan sesuatu. Kesempatan yang diberikan Tuhan dengan gratis untuk menjadi Ketua LIFO membuatku memiliki banyak teman di sampingku. Om dan tanteku juga merupakan orang-orang yang dikirimkan Tuhan dengan gratis untuk mendidikku agar aku menjadi lebih mandiri dan tegar seperti saat ini. Mungkin aku tidak punya keluarga yang utuh saat ini, tapi paling tidak aku diberikan kesempatan memiliki teman-teman satu organisasi yang sudah kuanggap seperti keluargaku.


Mungkin aku tidak punya keluarga saat ini, tapi aku tahu rasanya berada di tengah-tengah kehangatan keluarga, walaupun itu adalah keluarga sepupuku.


Mungkin itu sedikit kisah dariku, Tuhan memberikan kesempatan hidup padaku lebih untuk belajar. Dan Dia sudah memberikan dengan gratis tanpa bayaran. Dia justru membentukku untuk menjadi manusia yang lebih baik.


Udara, matahari, pemandangan yang indah, dan hal lainnya adalah contoh kecil apa yang sudah diberikan oleh Tuhan dengan gratis. Bisakah kau bayangkan kalau udara diperjualbelikan? Mungkin hanya mereka yang dilimpahi materi yang bisa hidup di dunia ini. Karena udara adalah sumber kehidupan yang tidak bisa kau hargai dengan uang sekali pun. Itulah Kuasa Tuhan.


Saat ini aku mungkin juga sedang berada di dalam fase yang tidak baik. Tapi aku tidak ingin lari lalu pergi begitu saja. Aku ingin bahagia, tapi aku tidak mau kenyang dengan bahagia, sampai akhirnya harus memohon untuk segera mati karena bosan dengan bahagia. Nikmatnya bahagia adalah karena kau harus bersedih dulu untuk bisa merasakannya.


"God loves me and God loves you, God loves us...Keep praying to God and freebies will be given to you.." - NP Vanilla

1 comment:

Siapapun jiwa yang berucap, baiknya aku mengenalmu, dan kamu akan lebih pahami aku adanya