"Dia terbit dan juga tenggelam" - Christopher Reginald
Apa sebenarnya yang benar-benar sulit dalam kehidupan ini? Sukses? tidak begitu...banyak orang sukses bahkan segudang orang berhasil di dunia ini. Gagal? kalau hal yang satu ini gak usah diminta, gak ngapa-ngapain saja orang pasti gagal. Paling tidak orang itu akan gagal melangkah bukan?
Lalu apa yang sulit?
Ntah kenapa saya tiba-tiba menengadah ke atas siang tadi. Disebuah perjalanan antar kota. Langit bersih, awan-awan cantik, dan dia begitu gagah di angkasa. Dia...satu-satunya...Matahari...dan dia kali ini memberi saya inspirasi...
Sampai detik ini manusia hanya tahu (saya tidak update dengan soal ada lebih dari satu matahari) hanya ada satu pusat tata surya kita. Mengitari matahari. Dalam bahasa inggris disebut dengan THE SUN karena ke-esa-annya.
Pemikirannya begini....
Kenapa matahari cuma dibikin satu oleh Yang Maha Kuasa? (saya tidak sedang berpikir, 'kalau dibuat lebih dari satu panas', atau 'kalau pagi ada matahari malem ada lagi gak malem dong namanya?') Saya melihat karena matahari melambangkan keperkasaan yang secukupnya. Matahari itu perkasa karena dia mampu menyinari seluruh dunia tanpa terkecuali. Pembagiannyapun adil tanpa diminta. Manusia sulit sebegitu adil dan megahnya bukan? Makanya manusia ada banyak dan matahari cuma satu mungkin. Karena manusia harus bersama-sama menciptakan keadilan.
Disisi lain matahari di mata dunia juga terbit dan tenggelam. Di sisi itu, kita melihat kemanusiaan dari matahari. Ada waktunya dia 'naik', ada waktunya dia tenggelam. Tapi satu yang sulit dan menginspirasi untuk ditiru dari matahari. 'dia' konsisten dengan apa yang dia jalankan. Dia terbit pada waktunya dibelahan bumi utara, dan akan tenggelam di belahan bumi selatan. Manusia? kita harus jujur kita sering ingin terbit di kedua sisi kehidupan kita, berhasil di bidang A sukses di bidang B. Ketika sukses kita bercahaya. Ketika tenggelam? kita sering seperti malam yang sudah tak perduli akan terbit terang di belahan kehidupan kita yang lainnya bukan?
Mungkin hanya permenungan....
Matahari itu terbit ketika dia memang harus terbit di belahan bumi utara...dia berusaha menerangi bumi utara..kehangatan..bahkan kadang membakarnya....
Namun dia tetap siap menerima adilNYA untuk kalah di utara dengan gelap untuk bersinar di selatan....
Seandainya kita bisa melakoni dan mengamini hidup demikian...
bukankah kita akan lebih berarti sebagai terang dan hangat hidup kita dan manusia di sekeliling kita????
Tapi ingat...Matahari juga kebal terhadap hujan kan? segelap-gelapnya hujan di pagi atau siang...terang tetap ada bukan???? hampir aku lupa menggambarkan keteguhan dan ketangguhan....
Lalu apa yang sulit?
Ntah kenapa saya tiba-tiba menengadah ke atas siang tadi. Disebuah perjalanan antar kota. Langit bersih, awan-awan cantik, dan dia begitu gagah di angkasa. Dia...satu-satunya...Matahari...dan dia kali ini memberi saya inspirasi...
Sampai detik ini manusia hanya tahu (saya tidak update dengan soal ada lebih dari satu matahari) hanya ada satu pusat tata surya kita. Mengitari matahari. Dalam bahasa inggris disebut dengan THE SUN karena ke-esa-annya.
Pemikirannya begini....
Kenapa matahari cuma dibikin satu oleh Yang Maha Kuasa? (saya tidak sedang berpikir, 'kalau dibuat lebih dari satu panas', atau 'kalau pagi ada matahari malem ada lagi gak malem dong namanya?') Saya melihat karena matahari melambangkan keperkasaan yang secukupnya. Matahari itu perkasa karena dia mampu menyinari seluruh dunia tanpa terkecuali. Pembagiannyapun adil tanpa diminta. Manusia sulit sebegitu adil dan megahnya bukan? Makanya manusia ada banyak dan matahari cuma satu mungkin. Karena manusia harus bersama-sama menciptakan keadilan.
Disisi lain matahari di mata dunia juga terbit dan tenggelam. Di sisi itu, kita melihat kemanusiaan dari matahari. Ada waktunya dia 'naik', ada waktunya dia tenggelam. Tapi satu yang sulit dan menginspirasi untuk ditiru dari matahari. 'dia' konsisten dengan apa yang dia jalankan. Dia terbit pada waktunya dibelahan bumi utara, dan akan tenggelam di belahan bumi selatan. Manusia? kita harus jujur kita sering ingin terbit di kedua sisi kehidupan kita, berhasil di bidang A sukses di bidang B. Ketika sukses kita bercahaya. Ketika tenggelam? kita sering seperti malam yang sudah tak perduli akan terbit terang di belahan kehidupan kita yang lainnya bukan?
Mungkin hanya permenungan....
Matahari itu terbit ketika dia memang harus terbit di belahan bumi utara...dia berusaha menerangi bumi utara..kehangatan..bahkan kadang membakarnya....
Namun dia tetap siap menerima adilNYA untuk kalah di utara dengan gelap untuk bersinar di selatan....
Seandainya kita bisa melakoni dan mengamini hidup demikian...
bukankah kita akan lebih berarti sebagai terang dan hangat hidup kita dan manusia di sekeliling kita????
Tapi ingat...Matahari juga kebal terhadap hujan kan? segelap-gelapnya hujan di pagi atau siang...terang tetap ada bukan???? hampir aku lupa menggambarkan keteguhan dan ketangguhan....
"hidup selayak matahari" - Christopher Reginald
Aww very inspiring! :) Keep up the good work Reg.
ReplyDeleteBagus tulisannya, sgt inspiratif.. Tina jd smangat niyh menjadi sperti matahari ^_^
ReplyDelete