Terapi syukur : Menghidupi sebuah kerinduan


"kamu tidak akan pernah tahu seberapa berarti dirinya sebelum kamu menjadi dirinya"

31 Maret 2008, 04:00 dini hari....

Perlahan tapi pasti sosok itu terbangun dari tidurnya. Dia mengusap matanya yang masih terlihat sembab. Kukira dia habis menangis semalaman. Dicucinya mukanya di pancuran dekat bangunan rumah, ia mandi, lalu pergi ke rumah ibadah dan berlutut di altar Sang Ilahi. Mulutnya terkatup, matanya seakan diperas supaya mengalir airmata itu walau sudah kelopak itu ditutup.

Tak lama berselang ia berdiri dengan tegap, dan melangkah dengan pasti, dan dalam hati berkata " Hidupku ini ada untuk Tuhan dan cintaku. Aku harus adil pada keduanya. Aku bersyukur padaNya untuk jiwa dengan menjalani cerita yang ia adakan bagi jiwa di dunia. Jalan hidup hamba. Aku mencintainya dengan kerinduanku yang tak terbatas namun tak terucap kata"

Laki-laki itu lalu keluar dari rumah ibadah dan menuju ladang tempat ia menyambung hidupnya. Menyambung hidup dari ladang mawar di lereng cantik di pegunungan subtropis di belahan utara bumi.




7 Desember 2020, 7:11 pagi....

Seorang perempuan berlari gelisah dilorong sepi sebuah rumah sakit pinggiran di dekat kota. Tak jauh dibelakangnya seorang pria yang tadi merangkulnya tergesa mengejarnya. Sampai pada satu bilik dan ditemui mereka soerang juru rawat yang berkata "Anda keluarganya ?" Jawab perempuan itu, "Bukan, kami sahabatnya" Lalu si juru rawat itu membiarkan mereka masuk.

Di dalam bilik itu, si perempuan tiba-tiba saja lemas dan jatuh pingsan....

Ketika terbangun, pria yang bersamanya memberikan secarik kertas dan berkata "Ini yang tersisa darinya...kamu pasti bangga pernah mencintainya...."

Dan perempuan itu membaca kertas itu...sebuah puisi..yang lusuh karena sempat basah kelihatannya....

Memaknai sebuah kerinduan

Aku bukan Kristus yang sanggup menahan ini semua sendirian..
Temani aku hei ciptaan serupa kerinduan, sebab aku bukan nabi Tuhan yang teguh dalam kehidupan...
Tapi aku takkan biarkan raga ini mati , dan biarkan aku terus berlari
karena aku punya dua cinta dan janji...untuk dia dan Tuhan pemberi hati...

Aku tak mau mengecewakan Tuhan dengan sembab mata yang lama...
namun ijinkan aku untuk juga tak menodai rasa dengan kerinduan yang setia...

aku tahu,
kalau saat itu datang.....kamu pasti ada disini,
dan aku tahu bahwa kamu sudah bisa tertawa beseri lagi..
tanpa aku dalam hidupmu....
maka itu kubawa kemanapun ikrar rasa ini pada raga untuk kau baca...

namun aku juga tahu,
bahwa air mata yang ada dipipimu adalah kejujuran Tuhan buatku
bahwa Dia tetap memberikan Cinta buat mereka yang setia pada panggilan dan kerinduannya...
maka aku mau hidup dalam kerinduanku...
sebab itu adalah ungkapan syukurku untuk pernah hadirnya kamu dalam hidupku...

Kerinduan itu tidak buruk untuk dilalui
bahkan indah untuk mengajari diri ini pujian syukur pada Ilahi,
Walau kenyataan memang kadang tak bersama diri...
bukankah tidak denganku namun bersama siapa kamu bahagia ?
namun cinta tetap adalah ilmu membuat dia yang kita kasihi bersuka

aku telah lewati masa sulit begitu juga dirimu
kamu dengan masa depanmu
aku dengan kerinduanku...
dan kini ini aku disini ...utuh dengan kerinduan dan syukurku atasmu...
sebab Tuhan kuyakini tidak pernah membohongi jasad apalagi jiwaku
bahwa ia akan menghadirkanmu di saat terakhir hidupku.
kebaikkanNya atas setiaku

"Dia meninggal terkena longsoran salju di ladang"
Kata perawat yang memperbolehkan kedua orang itu tadi masuk.


"Sebab kesetiaan yang tak berujung adalah rasa syukur tak berbalas jasad, namun Tuhan akan membalasnya dengan kisah tak terbantahkan ! " - Christopher Reginald

2 comments:

  1. Apa perasaan kamu sebesar itu ke seseorang yang kamu sayangi?

    Kamu membuat aku benar-benar membayangkan kejadiaan itu datang. Kamu.... hmmm, kamu hampir membuat aku menangis. Damn!!

    Aku ga tahu harus ngomong apa lagi. Tapi pesan aku, kamu jangan pernah membiarkan dirimu sendirian.

    ReplyDelete
  2. kerinduan kakak pasti akan berbuah suatu saat nanti,entahlah buahnya apa,tapi yang pasti akan manis rasanya...yang pasti betapa bruntungnya dya karna bisa merasakan disayangi oleh seorang ka gy,tulus tanpa tau akan bagaimana nantinya..
    tapi...hanya bertanya2,andaikan ada yang namanya rasa sayang sampai sedalam itu...
    kenapa aku blum bisa merasakannya?
    pdhal kan kita sama2 manusia..punya rasa,punya hati...

    ReplyDelete

Siapapun jiwa yang berucap, baiknya aku mengenalmu, dan kamu akan lebih pahami aku adanya