“Menjalani dengan sepenuh hati, walau tak tahu ujung jalan ini ?? ”– Christopher Reginald
“Jangan terlalu banyak menimbang-nimbang nak… Ingat umur kamu !” kata-kata itu sudah bosan kudengar keluar dari mulut ayah dan ibuku beberapa tahun belakangan. Untungnya itu ditujukan bukan kepadaku, tapi pada kakak perempuanku. Hmhh..sulit mungkin yah ? dulu kupikir itu hanya cerewetan orang tua pada masanya mereka ingin punya cucu saja, namun…rupanya itu semua lebih ribet dari semua yang ada…setidaknya begitu curhatan dan petuah2 bijak kakakku itu…Si cantik perfeksionis yang kini jauh di negeri seberang sana .
Yah, kurasa memang sulit untuk mengimbanginya kalau ada cowok seumurnya yang ingin mendekatinya. Chief Financial Officer konsultan berkelas internasional. Domisilinya saja Manhattan , New York , di kawasan yang terbilang paling elit disana. Setahuku, gajinya terakhir sanggup setiap bulan membeli 2 buah apartemen kelas atas di Jakarta . Nah, kalau sudah begitu siapa yang berani mendekati dia ? Tepatnya mungkin, siapa yang berani menandinginya secara finansial ?
Mungkin cerita unik dan berharga ini harus kumulai dari emailku di satu pagi hampir setahun yang lalu :
From: Putra, Jaya (mailto : jaya.putra@yahoo.com)
Sent: Monday, June 30, 2007 9:50 AM
“Jangan terlalu banyak menimbang-nimbang nak… Ingat umur kamu !” kata-kata itu sudah bosan kudengar keluar dari mulut ayah dan ibuku beberapa tahun belakangan. Untungnya itu ditujukan bukan kepadaku, tapi pada kakak perempuanku. Hmhh..sulit mungkin yah ? dulu kupikir itu hanya cerewetan orang tua pada masanya mereka ingin punya cucu saja, namun…rupanya itu semua lebih ribet dari semua yang ada…setidaknya begitu curhatan dan petuah2 bijak kakakku itu…Si cantik perfeksionis yang kini jauh di negeri seberang sana .
Yah, kurasa memang sulit untuk mengimbanginya kalau ada cowok seumurnya yang ingin mendekatinya. Chief Financial Officer konsultan berkelas internasional. Domisilinya saja Manhattan , New York , di kawasan yang terbilang paling elit disana. Setahuku, gajinya terakhir sanggup setiap bulan membeli 2 buah apartemen kelas atas di Jakarta . Nah, kalau sudah begitu siapa yang berani mendekati dia ? Tepatnya mungkin, siapa yang berani menandinginya secara finansial ?
Mungkin cerita unik dan berharga ini harus kumulai dari emailku di satu pagi hampir setahun yang lalu :
From: Putra, Jaya (mailto : jaya.putra@yahoo.com)
Sent: Monday, June 30, 2007 9:50 AM
To: Putri, Jaya (jaya.putri@brkh.com)
Subject: pesan klasik J
Kak, apa kabar ?
Mana titipan adikmu ini ? kok tidak ada paket2 beterbangan di rumah ?
Aku lagi bosen kuliah, lagi asik-askinya photo. Gimana disana ? udah siap2 winter blom ?
Btw, email ni sebenernya perintah mama, hihihi.tau donk apa….
Bukannya mau ganggu kakak. Tapi mama nanya udah punya pacar blum ? kalau ga mau dikenalin lagi tuh sama anak temen papa yang dari belahan dunia lainnya lagi. Hihihihi
Mau solusi ga kak ?
Gimana kalau tiket pulang kakak year-end diputar. Bukan new york-jakarta-new-york, tapi Jakarta - new york - jakarta a/n Putra jaya (gak pake ‘i’)..hahahahaha…
Jadi ga ada ‘penjodohan on vacation’ kak. ? gimana ? :p
Jadi, waktu itu, Ibu memang menyuruhku meng-email kakakku dengan pertanyaan itu. Yah, walaupun aku tahu kalau kakakku paling malas kalau berurusan dengan itu. Dan selalu begitu. Menurutnya, akan datang suatu saat prince charming yang ada di tiap mimpi tidurnya. Tapi cukup aneh sih, setiap kali dia pacaran (kalau tidak salah sudah 3 kali dia pacaran sejak SMA) dia selalu menganggap mantan-mantannya itu prince charming yang toh akhirnya membuat dia berang di ujung kisah, atau terisak beberapa malam terakhir sebelum Friendsternya menunjukan kata single.
Mungkin secara ‘polos’ atau bisa dikategorikan ‘sok tahu’ bisa kusimpulkan kalau siapapun pasangannya, setiap orang yang dianganggapnya charming atau apalah namanya kalau orang itu bisa selalu memenuhi kriteria dari nya (walau ntah adakah criteria baku soal itu). Nah tapi kakakku bilang, kalau menurutnya ga ada kriteria baku dari semua itu, Cuma let it flow aja, “ntar juga kelihatan baik buruknya” ingatku dengan kata-katanya yang sok bijak. Berarti apakah memang semua itu harus dibiarkan let it flow aja ? buset, capek juga ga tahu musti putus nyambung sama banyak orang atau ketakutan ga pernah jadian sama sekali gara-gara soul mate itu ga kepastian yang mana.
Oh, ya…ini dia balasan dari si kakak yang cantik itu…(hahaha, moga2 dia ga akan baca tulisan ‘cantik’ itu, kalau ga ge-er-nya selangit ! J )
From: Putri, Jaya (mailto : jaya.putri@brkh.com)
Sent: Monday, July 1, 2007 10:20 AM
Kak, apa kabar ?
Mana titipan adikmu ini ? kok tidak ada paket2 beterbangan di rumah ?
Aku lagi bosen kuliah, lagi asik-askinya photo. Gimana disana ? udah siap2 winter blom ?
Btw, email ni sebenernya perintah mama, hihihi.tau donk apa….
Bukannya mau ganggu kakak. Tapi mama nanya udah punya pacar blum ? kalau ga mau dikenalin lagi tuh sama anak temen papa yang dari belahan dunia lainnya lagi. Hihihihi
Mau solusi ga kak ?
Gimana kalau tiket pulang kakak year-end diputar. Bukan new york-jakarta-new-york, tapi Jakarta - new york - jakarta a/n Putra jaya (gak pake ‘i’)..hahahahaha…
Jadi ga ada ‘penjodohan on vacation’ kak. ? gimana ? :p
Jadi, waktu itu, Ibu memang menyuruhku meng-email kakakku dengan pertanyaan itu. Yah, walaupun aku tahu kalau kakakku paling malas kalau berurusan dengan itu. Dan selalu begitu. Menurutnya, akan datang suatu saat prince charming yang ada di tiap mimpi tidurnya. Tapi cukup aneh sih, setiap kali dia pacaran (kalau tidak salah sudah 3 kali dia pacaran sejak SMA) dia selalu menganggap mantan-mantannya itu prince charming yang toh akhirnya membuat dia berang di ujung kisah, atau terisak beberapa malam terakhir sebelum Friendsternya menunjukan kata single.
Mungkin secara ‘polos’ atau bisa dikategorikan ‘sok tahu’ bisa kusimpulkan kalau siapapun pasangannya, setiap orang yang dianganggapnya charming atau apalah namanya kalau orang itu bisa selalu memenuhi kriteria dari nya (walau ntah adakah criteria baku soal itu). Nah tapi kakakku bilang, kalau menurutnya ga ada kriteria baku dari semua itu, Cuma let it flow aja, “ntar juga kelihatan baik buruknya” ingatku dengan kata-katanya yang sok bijak. Berarti apakah memang semua itu harus dibiarkan let it flow aja ? buset, capek juga ga tahu musti putus nyambung sama banyak orang atau ketakutan ga pernah jadian sama sekali gara-gara soul mate itu ga kepastian yang mana.
Oh, ya…ini dia balasan dari si kakak yang cantik itu…(hahaha, moga2 dia ga akan baca tulisan ‘cantik’ itu, kalau ga ge-er-nya selangit ! J )
From: Putri, Jaya (mailto : jaya.putri@brkh.com)
Sent: Monday, July 1, 2007 10:20 AM
To: Putra, Jaya (jaya.putra@yahoo.com)
Subject: RE :pesan klasik J
Eh anak jelek !
Ide kamu brillian bangeet !!!! meminta kakakmu yang cantik ini mengeluarkan hampir $2000 buat anak ingusan kayak kamu ? ogah…
Tapi…aku juga ga mau de, dikenalin ma siapa lagi tuh anak temen papa. Mending ga ke Jakarta deh..tapi kangen….
Bingung nih aku…
De, coba kamu juga udah ngerasain ini…ga enak tahu ! sejak putus sama mas yang kemarin, aku padahal kan bukannya ga nyari, Cuma lagi belum pas aja.
Aku ngelihat ini semua tuh sebagai proses belajar, gimana sih jadi perempuan yang ok buat nantinya. Tapi ya namanya idup ujungnya kemana ga ada yang tahu. Nah kalau under pressure gini, tambah deh ga enaknya…
Gimana menurut kamu ? bales yah…(kok jadi curhat ma anak bau kencur yah ??? hehehehe)
Titipan kamu kakak kirim besok pagi (setelah kamu bales email ini, ga bales ga ada titip2an ! hihihi)
Dan mau tahu balasanku ? ini dia (balasan paling sok tahu di dunia mungkin) email dari putra satu-satunya keluarga Jaya yang sudah pernah sepuluh kali jadian dan hampir tak tahu benar kenapa dia putus sebenarnya… (cukup memalukan yah ?)
From: Putra, Jaya (mailto : jaya.putra@yahoo.com)
Sent: Monday, July 1, 2007 4:12 PM
Eh anak jelek !
Ide kamu brillian bangeet !!!! meminta kakakmu yang cantik ini mengeluarkan hampir $2000 buat anak ingusan kayak kamu ? ogah…
Tapi…aku juga ga mau de, dikenalin ma siapa lagi tuh anak temen papa. Mending ga ke Jakarta deh..tapi kangen….
Bingung nih aku…
De, coba kamu juga udah ngerasain ini…ga enak tahu ! sejak putus sama mas yang kemarin, aku padahal kan bukannya ga nyari, Cuma lagi belum pas aja.
Aku ngelihat ini semua tuh sebagai proses belajar, gimana sih jadi perempuan yang ok buat nantinya. Tapi ya namanya idup ujungnya kemana ga ada yang tahu. Nah kalau under pressure gini, tambah deh ga enaknya…
Gimana menurut kamu ? bales yah…(kok jadi curhat ma anak bau kencur yah ??? hehehehe)
Titipan kamu kakak kirim besok pagi (setelah kamu bales email ini, ga bales ga ada titip2an ! hihihi)
Dan mau tahu balasanku ? ini dia (balasan paling sok tahu di dunia mungkin) email dari putra satu-satunya keluarga Jaya yang sudah pernah sepuluh kali jadian dan hampir tak tahu benar kenapa dia putus sebenarnya… (cukup memalukan yah ?)
From: Putra, Jaya (mailto : jaya.putra@yahoo.com)
Sent: Monday, July 1, 2007 4:12 PM
To: Putri, Jaya (jaya.putri@brkh.com)
Subject: RE : pesan klasik J
Karena ini berhubungan dengan titipan saya yang tak mungkin saya beli dengan cepat tanpa sokongan dana Ibu Putri yang cantik (ada maunya aja), maka saya balas secepatnya.
Kak, kalau aku bilang sih, cuekin aja lagi papa-mama (emang sih ga gampang), apa bedanya kakak sama aku ? aku juga kan dicerewetin bikin nangis anak orang mulu. Hehehehe. Sama aja kan ? sederhananya aja tetep aja mereka itu cerewet. Walau ya maksudnya kita tahu lah baik.
Nah, kalau masalah kakak gitu ya, jelasin aja, galak dikit ke papa-mama juga boleh lah, ntar kalau diusir dari rumah , yah beli rumah aja.hahahahaha…
Aku pikir toh sama-sama aja kan kak ? toh ngejalanin pacaran itu juga gambling kan ? mana ada yang tahu kita bakal married ma sapa, dulunya niat married sama si ini eh ditakdirkannya ma si itu. Ya ga ? aku uda 10 kali belum cukup juga. Kakak baru 3. jadi yah santai aja kali yah, kalau mau jadian, jadian aja. Kalau mau kenal ma kenalan papa itu, coba aja. Kalau ga mau bilang. Ya ga ?
Sotoy ya ? hehehehe…
Lalu yang ada diantara aku dan kakaku hanya email-email yang saling cela dan bercanda saja sepanjang tahun. (aku tak melihat ada esensi khusus disana.hihihihi). Akhirnya kakakku pulang akhir tahun kemarin ke Jakarta . Diapun akhirnya ga menolak dikenalkan dengan teman anak papa. Namanya mas rino, tapi ternyata mereka Cuma jadian kurang dari setahun (8 bulan kalau ga salah), Mas rino itu ternyata orangnya ngatur banget (mungkin berhubung long distance) dan akhirnya mereka putus, padahal para orang tua sudah hampir saja menyebut tanggal keramat.
Dan kakakku ? kini dia sudah bertunangan, dengan orang yang kadang tak diduga, tak dinanya. Sahabat kecilnya yang dari dulu berantem mulu kerjaannya kalau tidak sedang sepaham. Si mas cukup mapan sebagai seorang entrepreneur, sehingga ga kalah saing sama si kakak. Kakaku sudah dipastikan ke Jakarta dan bekerja disini lagi (itu karena keajaiban dia bisa menjadi CEO Indonesia-atau memang dia berkualitas yah ??). Aku ? untungnya aku masih dengan pacarku yang sama. Tapi untuk kesana-sananya aku ga mau gambling aneh2 ah. Seperti kata kakakku. Let it flow aja.
Oh ya, mungkin ada email yang ok yang patut semua orang baca dari seorang anak perempuan perfeksionis yang kini siap jadi istri seorang pemuda tangguh dengan penampilan sederhana :
From: Putri, Jaya (mailto : jaya.putri@brkh.com)
Sent: Thursday, July 17, 2008 11:49 AM
Karena ini berhubungan dengan titipan saya yang tak mungkin saya beli dengan cepat tanpa sokongan dana Ibu Putri yang cantik (ada maunya aja), maka saya balas secepatnya.
Kak, kalau aku bilang sih, cuekin aja lagi papa-mama (emang sih ga gampang), apa bedanya kakak sama aku ? aku juga kan dicerewetin bikin nangis anak orang mulu. Hehehehe. Sama aja kan ? sederhananya aja tetep aja mereka itu cerewet. Walau ya maksudnya kita tahu lah baik.
Nah, kalau masalah kakak gitu ya, jelasin aja, galak dikit ke papa-mama juga boleh lah, ntar kalau diusir dari rumah , yah beli rumah aja.hahahahaha…
Aku pikir toh sama-sama aja kan kak ? toh ngejalanin pacaran itu juga gambling kan ? mana ada yang tahu kita bakal married ma sapa, dulunya niat married sama si ini eh ditakdirkannya ma si itu. Ya ga ? aku uda 10 kali belum cukup juga. Kakak baru 3. jadi yah santai aja kali yah, kalau mau jadian, jadian aja. Kalau mau kenal ma kenalan papa itu, coba aja. Kalau ga mau bilang. Ya ga ?
Sotoy ya ? hehehehe…
Lalu yang ada diantara aku dan kakaku hanya email-email yang saling cela dan bercanda saja sepanjang tahun. (aku tak melihat ada esensi khusus disana.hihihihi). Akhirnya kakakku pulang akhir tahun kemarin ke Jakarta . Diapun akhirnya ga menolak dikenalkan dengan teman anak papa. Namanya mas rino, tapi ternyata mereka Cuma jadian kurang dari setahun (8 bulan kalau ga salah), Mas rino itu ternyata orangnya ngatur banget (mungkin berhubung long distance) dan akhirnya mereka putus, padahal para orang tua sudah hampir saja menyebut tanggal keramat.
Dan kakakku ? kini dia sudah bertunangan, dengan orang yang kadang tak diduga, tak dinanya. Sahabat kecilnya yang dari dulu berantem mulu kerjaannya kalau tidak sedang sepaham. Si mas cukup mapan sebagai seorang entrepreneur, sehingga ga kalah saing sama si kakak. Kakaku sudah dipastikan ke Jakarta dan bekerja disini lagi (itu karena keajaiban dia bisa menjadi CEO Indonesia-atau memang dia berkualitas yah ??). Aku ? untungnya aku masih dengan pacarku yang sama. Tapi untuk kesana-sananya aku ga mau gambling aneh2 ah. Seperti kata kakakku. Let it flow aja.
Oh ya, mungkin ada email yang ok yang patut semua orang baca dari seorang anak perempuan perfeksionis yang kini siap jadi istri seorang pemuda tangguh dengan penampilan sederhana :
From: Putri, Jaya (mailto : jaya.putri@brkh.com)
Sent: Thursday, July 17, 2008 11:49 AM
To: Putra, Jaya (jaya.putra@yahoo.com)
Subject: Last day in NYC – message to my brother
Biar yang terakhir, tapi ini yang paling dalem (dari nasihat yang emang paling sooty di dunia)
De, akhirnya kakak sampai pada hari terakhir di NYC. Sedih sih ninggalin temen-temen disini. Namun kakak belajar banyak sudah disini. Dan udah saatnya berbakti untuk negeri (gubrak !!!!)
Kakak Cuma mau berbagi kesimpulan yang mungkin ga penting, Cuma kakak berharap kamu bisa lebih canggih dari kakak.
Kakak merasa bodoh sekarang waktu itu menganggap semua yang kemarin itu beban. Kenapa ? bener kata kamu kalau buat apa jadi beban, kalau kita sendiri ga tahu yang terbaik mana. Paling tahunya yang terindah saat itu aja, kalau lagi berantem sedih2 juga. Jadi ? baiknya kita bersyukur atas hari itu dengan pasangan kita saat itu.
emang bener kalau rahasia Tuhan itu tetep aja rahasia. Jadi jadilah yang terbaik buat siapapun apalagi pacar kamu (denger tuh!) karena kamu ga tau siapa pasangan pilihan Tuhan sebenernya
Dan yang pasti..buktikan bahwa kamu makin dewasa, bukan sama pacar kamu, bukan sama papa-mama, bukan sama dunia, tapi sama Tuhan, maka kamu akan memenangkan perjudian pasangan hidup kamu. Kenapa perjudian ? karena kamu ga akan pernah tahu ketika kamu sayang seseorang apakah dia yang terbaik atau bukan, apakah dia pasangan kamu nanti apa bukan, itu kenapa disebut perjudian, kamu Cuma tahu peluang aja, namun ujungnya kamu ga tahu di game yang mana kamu menang bener-bener menang kan ? Like Las vegas but it’s love vegas aja. Hehehehe…
Yah begitulah adikku. Jadi sayang sama pacar kamu baik2 yah..awas ntar di Jakarta dia ngadu sama kakak !
Okeh ?
Dan mungkin memang begitulah semuanya harus berjalan. Sampai kapanpun…dimanapun…untuk siapapun….
“Seperti kata orang bijak ‘kamu tidak akan tahu seberapa berartinya apapun sebelum kamu kehilangan’,
dan kataku bahwa ‘kamu tidak akan tahu mana yang terbaik jadi jadilah yang terbaik menurut pemikiranmu dulu’,
Hidup kurasa tidak akan memberi tahu apakah dia membawa keabadian padamu,
namun yang pasti dia membawa kebahagiaan dan kebaikan ketika kamu memberikan kebahagiaan dan kebaikan itu dengan semestinya.
Selebihnya….hanya Tuhan dan kasino kehidupan yang menentukan…
probabilitas…atau…yah…cerita kehidupan dengan siapa kamu berpasangan,
jadi Bukankah baiknya kita pastikan bahwa kita memberi kasih sayang bukan sebatas menantikan yang diabadikan oleh Tuhan menjadi pendamping menuju masa depan ? kurasa itu rasa syukur yang sesungguhnya dari semua rasa sayang yang ada..kurasa….” – Christopher Reginald
Biar yang terakhir, tapi ini yang paling dalem (dari nasihat yang emang paling sooty di dunia)
De, akhirnya kakak sampai pada hari terakhir di NYC. Sedih sih ninggalin temen-temen disini. Namun kakak belajar banyak sudah disini. Dan udah saatnya berbakti untuk negeri (gubrak !!!!)
Kakak Cuma mau berbagi kesimpulan yang mungkin ga penting, Cuma kakak berharap kamu bisa lebih canggih dari kakak.
Kakak merasa bodoh sekarang waktu itu menganggap semua yang kemarin itu beban. Kenapa ? bener kata kamu kalau buat apa jadi beban, kalau kita sendiri ga tahu yang terbaik mana. Paling tahunya yang terindah saat itu aja, kalau lagi berantem sedih2 juga. Jadi ? baiknya kita bersyukur atas hari itu dengan pasangan kita saat itu.
emang bener kalau rahasia Tuhan itu tetep aja rahasia. Jadi jadilah yang terbaik buat siapapun apalagi pacar kamu (denger tuh!) karena kamu ga tau siapa pasangan pilihan Tuhan sebenernya
Dan yang pasti..buktikan bahwa kamu makin dewasa, bukan sama pacar kamu, bukan sama papa-mama, bukan sama dunia, tapi sama Tuhan, maka kamu akan memenangkan perjudian pasangan hidup kamu. Kenapa perjudian ? karena kamu ga akan pernah tahu ketika kamu sayang seseorang apakah dia yang terbaik atau bukan, apakah dia pasangan kamu nanti apa bukan, itu kenapa disebut perjudian, kamu Cuma tahu peluang aja, namun ujungnya kamu ga tahu di game yang mana kamu menang bener-bener menang kan ? Like Las vegas but it’s love vegas aja. Hehehehe…
Yah begitulah adikku. Jadi sayang sama pacar kamu baik2 yah..awas ntar di Jakarta dia ngadu sama kakak !
Okeh ?
Dan mungkin memang begitulah semuanya harus berjalan. Sampai kapanpun…dimanapun…untuk siapapun….
“Seperti kata orang bijak ‘kamu tidak akan tahu seberapa berartinya apapun sebelum kamu kehilangan’,
dan kataku bahwa ‘kamu tidak akan tahu mana yang terbaik jadi jadilah yang terbaik menurut pemikiranmu dulu’,
Hidup kurasa tidak akan memberi tahu apakah dia membawa keabadian padamu,
namun yang pasti dia membawa kebahagiaan dan kebaikan ketika kamu memberikan kebahagiaan dan kebaikan itu dengan semestinya.
Selebihnya….hanya Tuhan dan kasino kehidupan yang menentukan…
probabilitas…atau…yah…cerita kehidupan dengan siapa kamu berpasangan,
jadi Bukankah baiknya kita pastikan bahwa kita memberi kasih sayang bukan sebatas menantikan yang diabadikan oleh Tuhan menjadi pendamping menuju masa depan ? kurasa itu rasa syukur yang sesungguhnya dari semua rasa sayang yang ada..kurasa….” – Christopher Reginald