Terapi Syukur : Komedi ciptaan



“Karena Tuhan punya cara yang unik dalam menyampaikan segalanya” – Christopher Reginald

03:30 am – di sebuah tower apartemen di Thamrin, Jakarta .

Akhirnya aku sampai juga di rumah’ pikirku.. Sambil menaruh semua isi kantongku (handphone, dompet, sekotak rokok, dan lighter) aku duduk di sofa dan menyalakan TV.

Hari ini aku gagal total ! aku kehilangan tender 100 milliar !’ pikirku dengan terawangan kosong ke TV

Kenapa masyarakat lebih percaya dengan tawaran bakal dipekerjakan di resort sukabumi. Uang ganti tanah yang mereka terima 1/3 dari yang kutawarkan. Kusediakan tanah relokasi, dekat pasar lagi ! Namun kenapa mereka mau begitu ??’ aku membatin..

Aku bergegas ke computer ku. Kunyalakan PCku, sambil menyalakan sebatang rokok putih..Kuhisap dalam-dalam…’apa yang salah ??? Legian sudah siap bangun, Surabaya sudah ok dengan mega blok, Akuisisi di Jogja tinggal menunggu akta notaries dan grand deal dengan Dubai , namun karena sukabumi !!! Aku kehilangan kesempatan besar ! jadi pemain besar !

menurut hitunganku, aku memberikan kompensasi tetap rata-rata 80 juta lebih tinggi pada tiap KK (bayar tanah, dan tanah pengganti), pekerjaan yang kujanjikan logis,aku menjanjikan prioritas bukan kepastian kerja, apa yang salah…????’ kacau pikiranku di depan computer, sampai aku dikejutkan sebuah SMS.

“Congrats to Adrie, U became our new corp leader. 100Bio is 100% Urs. For Dit, nice try boy. Maybe next project.Nite !”

From : Chairman
+62811111xxx

Great ! pikirku, Im the loser one. Tomorrow I’m will be the kroco One. Giliran pakai nurani untuk adil terhadap orang Sukabumi, jadinya terbelakang seperti orang yang tanahnya mau dibeli..S*it !’ batinku

Selama ini aku tak pernah kalah, apalagi dari Adrie. Dia hanya bapak-bapak bodoh yang tak pernah naik jabatan selama 5 tahun. Proyeknya tak lebih dari sekedari mansion kecil di Kemang dan sekitarnya. Aku ? Super block adalah ideku. Divisi consultant adalah buah ideku. Dan sekarang, ketika aku tinggal selangkah lagi menuju puncak perusahaan, dan berhadapan dengan perusahaan induk. I’m lost ! S*it !

Aku mencoba tidur…aku matikan TV, dan matikan semua lampu…tapi pagi itu terasa sulit sekali….


11:00 am – masih di apartemenku

(phone ringing…)

Halo…” jawabku malas. “Lo, kalau mau menghancurkan gw jangan pake cara ga dateng segala dong! Ga gentle banget lo ! udah tau lo negosiatornya !” Cerocos suara khas milik si ‘botak’ Adrie. “Sh*t !, Sorry boss, gw telat bangun..Alarm gw ga aktif…” jawabku “ no excuse, you will pay on this ! promise you ! now came here ! max @ lunch !” dan yang tersisa tinggal nada putus.

Aku bergegas menuju kamar mandi. Mandi seadanya. Pakaian seperlunya, dan langsung menuju mobil dan cabut ke Sukabumi ! Ntah apa yang akan diadukan ‘si botak’ pada Chairman tentang keterlambatanku kali ini. Aku janji jam 11.00 di balai desa. Dan kemungkinan aku baru sampai di sana jam 13.00 itupun paling cepat.

01:03 pm – Balai Desa, Sukabumi

Ketika aku masuk ke balai desa yang sudah penuh sesak, aku melihat di meja depan Adrie sedang bernegosiasi keras dengan wakil dari desa pak Anan. Dari kemarin, pak Ananlah yang meminta kepastian kerja di atas lahan mereka yang kami beli.

Tapi pak, kan ndak adil kalau kami baru kerja 6 bulan lagi…” kata-kata itu baru keluar dari mulut pak Anan ketika aku sampai di sana. Adrie hanya melirikku kesal lalu menjawab pak Anan. “Proyek itu baru di mulai minggu depan pak, Kuli kan dari kontraktor kami, ketika resort jadi baru masyarakat kerja di sana, nah itu 6 bulan lagi !

Pak Anan lalu bertanya “Apa tidak bisa di percepat ? Atau paling tidak kami punya kepastian untuk sementara nganggur dulu dengan uang ganti dari bapak itu ? Minggu depan kan pak cairnya ?” Adrie tak menjawab pak Anan. Dia langsung mengambil pengeras suara dan menghadap ke masyarakat yang mulai gaduh sendiri. Dengan gayanya yang sok penguasa dia mulai ‘meneriaki’ masyarakat dengan pengeras suara itu, katanya “ bapak-bapak, ibu-ibu. Perusahaan tidak mungkin serba cepat membayar, dan mempekerjakan anda semua.Semua butuh proses. Minggu depan itu paling cepat untuk pembayaran ! Soal kerja, nanti bisa kita urus, tapi tidak mungkin kita kerjakan semua toh. Semua pelan-pelan. PROSES !

“Tapi anda janji menyerap semua petani disini ! dan anak mudanya !” Teriak seorang pemuda dari belakang. “Karena itu kami mau jual tanah kami ke anda tadi pagi dengan harga segitu !” Sambut pak Anan dari belakang.

‘Apa ??? apa yang terjadi ? aku ga ngerti, Sudah ada transaksi ? di harga berapa ? apa kompensasinya ? Dan semua orang ini belum tahu kerja apa dan kapan ? GILA ! ’ aku langsung ke tumpukan dokumen di meja, dan aku melihat angka hanya Rp. 10,000.- / m2 di kontrak ! Itu bukan lagi 1/3 tapi 1/10 dari apa yang bisa kuberikan. Memang aku tak menawarkan kesempatan kerja yang pasti. Karena recuitment tidak akan pernah pasti. ‘Sinting si Adrie, dia mau membohongi orang-orang ini dengan licik.’ Pikirku.

Aku tak nyaman. Ok lah posisiku manajer. Aku jauh dari cukup hidup dan bekerja di sini. Tapi apa ini cara yang membuat Adrie menang ? Tidak ! Ini melawan nuraniku !

“Drie, gw mau bicara” aku menarik Adrie kebelakang. “Kenapa ? loe mau nyusahin gw apa lagi setelah tadi lo telat, dan gw harus ngadepin orang-orang kampung ini sendiri ?” Tanyanya ketus. “Loe mau ngeboongin orang-orang ini pakai cara gimana lagi ? Lo gila apa ? kerja atau usaha apa mereka dengan sepuluh ribu per meter? Trus lo kan tahu daya serap proyek ini terhadap tenaga kasar mereka berapa ? Lo dah Gila ya ?” Tanyaku nyerocos. “Hahahah, itu akibatnya kalau lo pakai hati melulu. Ga maju lo, kalah lo !! Makanya as a leader, gw ga suka ngandelin orang kayak lo dari sekarang!” Jawabnya keras sambil meninggalkan aku. Aku menahannya. Lalu bertanya “Maksud lo ? lo mecat gw ?” dan dia menjawab. “as a boss, gw berhak. Pesangon lo dibayar sesuai aturan kok, kan gw tahu lo bukan orang kampung, jadi yah ga bego-bego amat lah. Hanya harus membayar yang ‘tadi pagi aja’”

BUK!!!!!!! Kepalanku mendarat tepat di mukanya yang langsung memuncratkan darah segar dari bibirnya. “God never stop seeing BOSS!” kataku sambil meninggalkan ruangan. Sejenak saja ruangan senyap. Para kolega sebayaku hanya diam dan tidak mencoba melerai atau menahanku begitu juga masyarkat yang ada disini. Mungkin mereka tahu apa alasan aku memukul. Tiba-tiba dari belakang aku di hampiri Feby yang jalan di sampingku “Gw juga cabut, gila aja kerja buat bunuh orang pelan-pelan” Katanya.

Di perjalanan pulang ke Jakarta

“Gw kagum sama lo Dit” Kata Feby memecah keheningan yang hanya ditemani sayup-sayup suara lagu di radio.

“Hah, kagum apanya Feb ? Kagum sama pengangguran ? hehehehe” jawabku sambil cengengesan.

“Yah, namanya juga pengangguran, ya kagum sama orang yang rela nganggur gara-gara pake hati di jaman kayak gini” jawabnya cengengesan….
“Gw ga tega aja, dan gw pikir, makan dari duit yang dapetnya dari cara kayak gt ga akan awet di kantong” jawabku, dan Feby langsung menjawab “sepakat gw ! Btw, lo ambil barang di kantor sekarang kan ? gw ikut donk. Trus kalau ada kantor baru, kasih tahu gw ya. Gw bener-bener ngeblank ni mau kerja dimana.”

“Iya, gw ke kantor dulu. Btw, lo kapan ngomong ma Adrie ? kok gw ga lihat ? Iya yah. Sebenarnya kerjaannya enak, Cuma ya gt, si Adrie akan lebih mudah ngejilat Chairman kalau posisinya profitable kayak gt.” Kataku

“Sebelum ada karyawan yang telat bangun dateng, heheheheh. Gw complain pas dia tiba-tiba janji ma Anan bahwa uang akan dibayar minggu depan cash, namun dia Cuma mampu bayar 10 ribu. Gila aja, gw tahu, cashflow sukabumi kan baru bisa outflow bulan depan. Udah gt, pas nego angka itu dia bilang, kan dapat kerjaan segala. Padahal pas meeting, itungan lo kan bilang paling kita bisa serap yang muda-muda aja.” Jelasnya, dan aku hanya bereaksi “trus…” …”ya gw bilang ke dia, Drie, lo bisa di demo kalau begitu..dan dia hanya jawab, ga mungkin, kita udah pegang kontrak, habis perkara. Pas gw bilang jangan drie, gw ga mau ikut-ikutan, dia bilang lo bisa pack barang lo kalau mau, ya gw jawabin aja Ya udah”

“Lalu ? nyesel ga lo ?” tanyaku sekenanya “Kalau dari karier lumayan, tapi kalau dari hati mah ga ah. Paling dia ntar diseret-seret ke KOMNAS HAM segala coba aja…tau ah..udah dengerin radio aja” dan kamipun diam hingga aku mengantarnya pulang. Kalaupun ada pembicaraan hanya sekedarnya saja.


6 bulan kemudian, di Apartemenku

‘Hmhhh, smapai sekarang aku hanya consultan kecil-kecilan. Aku bahkan ga bisa nabung. Hanya usaha buat makan sama maintenance semua fixed assetku aja’ Pikirku sambil menyeruput kopi pagiku. “Aku hanya punya beberapa client kecil sekarang, yah hitung-hitung entrepreneur modal kartu nama, dan CV bagus walaupun ending gab agus, lumayanlah…Tapi sampai kapan ya” kataku pada langit-langit apartemenku

Aku sempat merasa Tuhan sedang tidak adil padaku. Dia terlalu pelit padaku tahun ini. Apa tahun ini aku memang sedang tidak hoki karena Shio atau feng shuiku dihitung memang sedang chiong dengan tahun ini ? atau ???

Ah aku tak tahu ah…aku hanya akan usaha.mau Tuhan memusuhiku sekalipun, aku tak perduli. Toh hidup ini hidupku…

(smsku berbunyi)

“Bro, megah jaya batal ke lo. Dia lebih pilih lanjutin ke Adrie, gw rasa Adrie mang dendam ma lo, dia cut price gila2an. Sorry bro, I can’t help much, You know Adrie”

From : Benny
+628189898XXX

‘Great !’ pikirku, Aku ga bisa salahin Benny, dia orang kantor lamaku. Udah bagus dia mau bantu. Sekarang proyekku benar-benar hany komplek RSSS di lingkar luar Jakarta. Hmhhh… Apa yang harus aku lakukan ini ? aku terjepit. Kalau begini terus aku mulai akan memakai tabunganku. Dan itu benar-benar buruk ! Dan akupun membalas sms Benny

“Thx boss, fine2.”

Sent to : Benny
+628189898XXX

Beberapa hari setelah gagal mendapat proyek, dini hari

(smsku berbunyi)

“Dit, Jantung papa kumat. Km cepat ke Harapan Kita ”

From : Adikku
+6281681XXXX

‘Sh*t ! apa lagi ini?’ pikirku. Aku sedang tidak ada uang. Tunjangan kesehatan keluarga jelas tidak ada karena aku sedang tidak bekerja pada institusi yang jelas. Kenapa aku jadi begitu sial betul ? ‘Tuhan, cobaan apa lagi ini ? Jangan kau gunakan keluargaku sebagai cobaan Tuhan!’ aku membatin.

Tanpa mandi dan hanya berganti pakaian, aku menuju harapan Kita.

Intinya, ayahku kena serangan jantung ‘lagi’ jadi yang kali ini lebih buruk. Baiknya kata dokter teman ayah, Dia harus ke Belgia untuk operasi. ‘Sekali mahal, namun kemungkinan kambuh akan jauh lebih kecil’ begitu kata dokter spesialis teman ayahku itu.

“Apartemen jangan dijual, Rumah juga jangan. Kalau mau jual, jual saja tanah di Pekalongan itu.” Kata ayah dengan nada tersedak. “Tapi kan ini untuk pengobatan Ayah, yah…” kata ibu ngotot. “Iya yah, kan Ayah mau lihat aku wisuda kan yah ? Mau lihat kak Dit nikah kan ?” jawab adikku dengan mata menggenang. “adik apaan sih….” Kataku dengan nada marah…

“Tapi kalau melihat kamu nikah itu harus dit,” kata bapak memotong, dan aku diam seribu bahasa…


Sabtu setelah bapak masuk RS. Di apartemenku

‘Hari ini aku ikut tender over RSSS lagi. Tapi harus berhasil. Dengan begitu Ayah tak usah jual tanahnya, digadaikan saja dulu, atau take loan. Tuhan..jangan bercanda lagi dengan masalah ini yah…pliss…aku benar-benar butuh kali ini….’ Pikirku disela menyikat gigi, sebelum aku berpakaian dan bergegas menuju hotel tempat tender over proyek pemerintah itu.

Tender Over

“Setelah kami melihat dan mempertimbangkan, maka kami memutuskan untuk menerima PT Catur Cipta sebagai kontraktor yang menjalankan proyek kami” kata seorang perwakilan Pemda. Dan semua itu berarti aku gagal ‘lagi’. Dan Kurasa Tuhan sudah mulai kelewatan dalam bercanda dengan hidupku. Dari dulu aku percaya padaNya ta….


(smsku berbunyi)

“Kalah lagi ya ? bisa lunch gak ?”

From : +628180853XXXX


(balasku)

“Siapa ya ?”

From : +628180853XXXX


(ada balasan)

“Sombong bgt ga save nomor aku. Ini feby ya, di Taman Anggrek ya. Jam 11.45 aku udah disana, see you there”

From : +628180853XXXX

Hah, feby ? kemana aja dia ? bagaimana dia tahu aku kalah ? ya sudahlah, aku butuh refreshing..


Taman Anggrek, 11:53 am

“dimana Feb ? Aku di depan sky rink ni…” kataku ditelepon yang baru diangkat. “ Di foodcourt sebelah kiri gerbang foodcourt, kamu kesini ya, aku pakai baju hijau” jawab suara di ujung telepon sana. Dan akhirnya akupun bertemu dia.

@ foodcourt, masih di Taman Anggrek tentunya

“Gimana bisa, kamu tahu aku kalah ?” tanyaku sambil duduk. “ Catur cipta itu tempat aku kerja 4 bulan kemarin. Karena aku lihat ada nama kamu di list tender itu makanya aku tahu.” Jawabnya. “trus sekarang dimana ? kok Cuma sebentar disana ?” tanyaku

“Itu kenapa aku ajak kamu lunch. Aku sekarang kerja sama Investor langsung dari Dubai, dan Riyadh. Dan aku mau kamu gabung sama aku ngejalanin proyek ini.” Katanya mengejutkanku. “Proyek apa ? Aku udah lama ga mengang yang gede. Insting udah ilang kali. Cuma nurani yang buat dibecandain sama Tuhan aja yang masih ada” Jawabku.

“Kok ngomong gt sih ?? Tuhan itu suka becanda sih emang, tapi masa gitu aja bête sih ? Adit yang aku kenal kayaknya ga gitu deh.” Jawab Feby. “Ini bukan Cuma kerjaan Feb, masa setelah putus kerja itu, gw Cuma dapet satu proyek, di Jonggol pula. Nah sekarang gw idup dari tabungan, eh Bokap serangan Jantung, musti ke Belgi. Pake apa coba bayarnya ? Tuhan masih becanda ?” jawabku kesal,

“Huss.. ga boleh gitu, mungkin sekaran Dia lewat gw seriusnya. Nah ini pasti buat lo serius. Proyek yang gw pegang ini gw kenal dari temen bokap gw. Dia ternyata musuh bebuyutannya investornya si Adrie. Dia tahu kalau investor yang mem fund adrie itu main kotor. Nah Dia mau masuk Indo karena aku lagi ‘becanda’ pas nulis artikel buat thesisku di Internet “ cerocos Feby sambil memperlihatkan sebuah artikel berjudul ‘Pembebasan tanah itu beli bukan asal ganti rugi’ dalam 3 bahasa, Inggris, Indonesia, dan Belanda.

“wow..Ini baru menantang. Trus gimana ceritanya kamu bisa contact sama investor itu ?” tanyaku penasaran. “Dia yang contact aku lewat email, dia minta aku presentasi konsepku lebih jelas dari tulisanku itu pekan lalu di Singapore, baru bisa deal. Tapi aku disuruh kirim CV dulu. Ternyata pas dia tahu nama belakangku Sutanto, dia langsung telepon dan bilang ‘can u handle this project at all?’ karena ternyata si orang Riyadh itu temen sekolah papaku, becandaan Tuhan yang lucu kan ?” jelasnya…

“What ? gitu doang ? dan sekarang proyek nya ?” tanyaku sambil menganga

“Jangan kaget gitu dong. Makanya jangan marah-marah ma Tuhan. Tindakan benar biasanya reaksinya salah lagi. Di catur karya gw juga sok idealis masa di bilang simpanan direktur ?” jawabnya sambil memakan suap terakhirnya

“seriusan ? Gila, temen gw simpanan pak direktur !” candaku disambut cubitan feby yang sumpah..sakit..

“Gila aja apa. Back to the project. Proyeknya nilainya….” Feby menghela napas dulu “ 1 milliar dollar ! Jangan dipotong dulu…Intinya, bukan Cuma itu. Proyeknya dari sabang sampe merauke. Channel raksasa resort, hotel, private villa, sampai private island Dit !”
Dan aku hanya bengong….

“Dan akan membuat lo menjawab iya adalah, Mereka mau take over PT Cipta Adi Daya, yang tidak lain tidak bukan adalah milik satu-satunya chairman kita dulu ! tujuannya ? dia mau beresin image Indonesia, dengan mengembalikan akses masyarakat Sukabumi itu ke haknya. Dan berarti Adrie Cuma tinggal lo tending !”

Setelah aku menghela napas…”Seriusan lo ngajak gw ? gw ga bisa berkata-kata Feb. Thanks Feb” dan ntah kenapa aku memeluknya…

“Hold on..kenapa team leader gw jadi cengeng gini nih ?” celetuk Feby. “Gw ga tau aja, tiba2 semua berbalik jadi keren gini..Team leader ?” tanyaku. “Yup, you’re. Aku vice kamu. Mereka yang minta itu. So You’re president Director Indonesian for Middle East Property Investment pak Adit” jawabnya dengan senyum sumringah.

“Deal ! jangan kecewakan mereka !” Jawabku mantap !


lewat 1 tahun setelah pertemuan di taman Anggrek

“Bapak mau ketemu orang tuanya dekat-dekat ini nak, kamu sudah siap kan ?” tanya Bapak lewat telepon. “ah bapak, aku masih mau selesaiin akuisisi dulu, bapak kan juga baru 1 bulan pulang dari Belgia” jawabku…

(pintu kantorku di ketuk)

“Pak sebentar ya..nanti aku telepon lagi, ada tamu…Ass. Walaikum”

“Iya silahkan masuk.” Jawabku.

“Kamu yakin milih dia jadi direktur Dit ?” tanya Feby nyelonong masuk

“Yakin sayang, biar dia buktikan bahwa dia ga seburuk itu. Aku ga mau becandaain dia kelewatan. Ntar Udah botak dia nyalahin Tuhan lagi. Kan Tuhan Cuma bercanda…hehhehehe…” jawabku



"Ganggulah kami Tuhan, ketika kami berpuas diri
karena mimpi-mimpi kecil kami menjadi nyata. Ketika kelimpahan harta
benda membuat kami kehilangan rasa haus terhadap air kehidupan.
Ketika kecintaan pada hidup ini membuat kami berhenti memimpikan
kekekalan. Ketika keinginan kami membangun bumi baru meredupkan visi
kami akan surga. Ganggulah kami agar berani berpetualang di lautan
yang lebih luas, di mana badai akan memperlihatkan kuasa-Mu yang
dahsyat!" – Sir Francis Drake

3 comments:

  1. bung..panjang aja..jd ga sempet baca mlm ini niyh..hehehe...mana janjinya ktanya mo dikirim k email..

    ReplyDelete
  2. Chubby said that this is so greaaaattt!!!!

    U r so talented.

    ReplyDelete

Siapapun jiwa yang berucap, baiknya aku mengenalmu, dan kamu akan lebih pahami aku adanya